create your own banner at mybannermaker.com!

Jumat, 16 Desember 2016

Total Football ala Riedl


Total Football ala Riedl
oleh Aven Januar

Sepanjang gelaran Piala AFF 2016, Tim Nasional Indonesia yang diarsiteki oleh Alfred Riedl seakan menjadi singa lapar yang selalu mengalami trend naik dan bermain over comeback (lambat panas). 

Kecerdikan Alfred Riedl meracik strategi pantas disaluti. Arsitek asal Austria tersebut pintar membaca permainan. Ia jeli melihat sejumlah kelemahan Tim lawan.

Riedl memahami rendahnya kualitas skill pemain Indonesia. Catatan Riedl sebelum turnamen, skill Indonesia hanya sedikit diatas filipina dan malaysia. Tapi masih dibawah Thailand dan Vietanam. Hal ini yang menjadi pr besar bagi pelatih senior yang sudah berpindah pindah menangani beberapa tim nasional termasuk diantaranya adalah lawan Indonesia - Vietnam.

Pada beberapa gelaran pertandingan persahabatan sebelum Piala AFF, termasuk saat uji coba dengan Malaysia. Indonesia yang rata-rata pemain Indonesia bertubuh pendek tapi memiliki kecepatan dan determinasi tinggi, Riedl memberi sentuhan 'Total Football Tactics'.

Taktik ini di negeri asalnya yakni Belanda, biasa digunakan oleh tim yang memiliki skill individu antar pemain yang tinggi. Serta pergerakan pemain yang cepat dan sulit diantisipasi dalam mendukung kinerja antar ruang untuk melakukan penyerangan maupun pertahanan.

Kebutuhan Timnas Indonesia, menurut Riedl adalah bagaimana mengolah kelebihan pemain Indonesia yang memiliki kecepatan tapi disisi lain cukup rendah dalam skill individu. Maka terciptalah Total Football ala Indonesia dari sentuhan tangan Alfred Riedl. Sepuluh Pemain Indonesia - minus Kiper- diminta untuk berdiri tidak terlalu jauh satu sama lain.

Setiap bola bergerak disetiap ruang (dalam latihan sepakbola dipergunakan ukuran 3 x 3 m) akan diisi 2 - 3 pemain, yang bertugas mengawal pergerakan bola beserta pemain lawan ketika lawan yang menguasai bola dengan tujuan mempermudah melakukan blocking pass ataupun blocking sector.  Begitupula sebaliknya ketika timnas Indonesia yang menguasai bola, dengan 2-3 pemain timnas disetiap ruang, maka bisa mempermudah pemain untuk melakukan kombinasi passing, wall pass ataupun direct pass.

Terkait dengan rendahnya skill dan tingginya determinasi, kekuatan pola penyerangan riedl ditumpukan pada sektor sayap Indonesia. Di kiri ada Rizki Pora dan di kanan ada Andik Vermansyah. Keduanya memiliki skill diatas rata rata pemain Indonesia khususnya soal kecepatan dan dribbling. Keduanya diberi tugas untuk mengangkat bola ketengah , memberikan umpan matang bagi striker klasik Indonesia, yakni Boaz Salossa.

Di Sektor depan, Riedl yang memilih walaupun Boaz secara kecepatan sudah menurun jauh dibanding era 7 - 8 tahun yang lalu. Tapi riedl menyadari hanya Boaz yang memiliki mental penyerang yang baik saat dibawah tekanan didepan gawang. 3 gol yang tercipta dari kaki Boaz sepanjang gelaran AFF 2016 adalah bukti gol yang sulit menghindar dari tekanan pemain lawan. Dibantu penyerang lubang dan pengendali harmonisasi disektor tengah, Riedl memilih pemain yang berpengalaman merumput di liga eropa, yakni stefano lilipaly. Jika Irfan Bachdim diberi ijin oleh klubnya bermain di gelaran AFF tahun ini,  maka riedl akan diberi opsi kombinasi penyerang lebih banyak.

Dari sektor Kiper, Riedl selalu memilih kiper yang memiliki pengalaman lebih tinggi dari kiper yang lainnya. Kurnia Meiga adalah pilihan tepat bagi Riedl, pada 2 gelaran AFF sebelumnya kurnia meiga telah tampil pada pemain utama maupun pemain pelapis.

Pada sektor belakang, Riedl menyimpan kombinasi pemain belakang bertubuh lebih besar daripada kebanyakan pemain bek Indonesia lainnya. Yanto Basna yang secara skill tidak terlalu tinggi tapi memiliki ketenangan yang baik khususnya saat menghadapi tekanan lawan. Basna dikombinasi dengan Fachrudin - salah satu bek tengah yang bermain pada gelaran AFF sebelumnya. Fachrudin bagi riedl adalah nyawa bagi jantung pertahanan Indonesia, memiliki skill dan kecepatan antisipasi yang tinggi. Sesekali berkombinasi dengan Hansamu, bek tengah yang memiliki skill heading yang tinggi, baik dalam antisipasi bola bola atas bahkan termasuk 2 gol yang tercipta dari kepala Hansamu adalah bukti Hansamu adalah bek prospektif bagi Timnas Indonesia untuk 3 - 5 tahun mendatang.

Pada sektor bek sayap, Riedl memilih pemain belakang yang memiliki determinasi tinggi kedepan. Benny Wahyudi di sektor kanan dan Abduh Lestaluhu di sektor kiri. Keduanya tidak memiliki pelapis di cadangan, maka jika salah satu cedera Riedl memilih menarik Manahati Lestusen ke sayap atau terpaksa menarik Dedi Kusnandar - pemain tengah yang memiliki naluri dan antisipasi pertahanan yang baik juga.

Sektor tengah selain sayap tak tergantikan Rizki Pora dan Andik Vermansyah, ada juga jenderal palsu atau false general, yang diterapkan oleh Riedl dalam Total Footballnya untuk merusak konsentrasi pemain lawan. Yakni Bayu Pradana, dengan skillnya yang pas pasan, Riedl menempatkannya sebagai false general seakan akan playmaker. Tapi sewaktu waktu bisa beralih fungsi menjadi tukang angkut air yang memiliki daya jelajah tinggi. Ada 2 pemain pelapisnya yang juga disiapkan bermain false general, yakni bayu gatra dan dedi kusnandar. Tapi keduanya belum banyak diberi kesempatan bermain oleh riedl.

Secara keseluruhan, itulah taktik total football Riedl yang mengaku skill pemain Indonesia masih jauh dibawah Thailand dan Vietnam. Tapi Riedl telah menciptakan taktik untuk mengatasi kesenjangan skill tersebut dengan permainan cepat antar ruang, permainan satu-dua sentuhan, direct passing dan yang terakhir adalah totalitas seluruh pemain dalam melakukan penyerangan dan pertahanan secara bersama-sama.