create your own banner at mybannermaker.com!

Selasa, 19 Juli 2016

Kebesaran Bangsa Indonesia di tanah haram Saudi Arabia


Kebesaran Bangsa Indonesia di tanah haram Arab Saudi

(Kisah dibalik sajrah Soekarno atau Pohon Soekarno di tanah haram Arab Saudi)
oleh Aven Januar

Pohon Soekarno

Beruntung bagi anda yang berkesempatan menunaikan ibadah haji atau umroh di era tahun 1980an keatas hingga saat ini. Kondisi alam Padang Arafah jauh berbeda dengan Padang Arafah era 1970an atau sebelumnya. Sejak 1980an, terasa hawa Padang Arafah lebih sejuk dan segar, karena umat muslim pasti sudah mengenal barisan pepohonan sepanjang kanan kiri jalan utama di padang arafah, warga Saudi Arabia mengenalnya sebagai Sajrah Soekarno atau Pohon Soekarno. Sebenarnya, di Indonesia pohon ini lebih dikenal dengan nama pohon mimbo atau pohon mimba. Pohon mimba ini mempunyai kemampuan bertahan hidup yang begitu luar biasa di tanah tandus yang kering.

Lalu kenapa pohon mimba disebut Pohon Soekarno di Arab Saudi? Disebut pohon Soekarno karena orang pertama yang mengenalkan pohon tersebut adalah Presiden Soekarno. Pada tahun 1955, Presiden Soekarno menunaikan ibadah haji. Pada saat itu, dia bertemu dengan Raja Fahd bin Abdul Azis yang memimpin kala itu. Saat itu Indonesia sudah menjadi anggota Gerakan Non Blok, jadi Presiden Soekarno mengutarakan pendapatnya seputar pelaksanaan ibadah haji. Salah satu gagasan Presiden Soekarno yaitu tentang perlunya penghijauan tanah suci agar sejuk dan nyaman.

Sistem Irigasi Tetes Soekarno

Gagasan Presiden Soerkano ini disambut baik oleh pemerintah Arab. Mereka membuat pot-pot besar yang kemudian diisi dengan tanah dari Indonesia dan Thailand. Sebagai ahli arsitektur Soekarno memberikan ide tentang aliran air sistem irigasi tetes yang kemudian ditanami pohon mimba tersebut.

Dengan sistem irigasi tetes 1500 meter atau 1,5 kilometer sepanjang 2 kanal itu konon merupakan sistem irigasi terpanjang yang pernah dibuat oleh Pemerintah Arab Saudi waktu itu. Selain itu, sebagai bentuk keseriusan gagasan ini, Pemerintah Indonesia atas instruksi Soekarno juga mengirimkan 20 tenaga ahli dari kehutanan untuk menguji secara komprehensif tentang struktur dan kontur tanah Arab Saudi. Kehadiran tenaga ahli itu didukung sekitar 50 an orang tenaga bangunan untuk membantu ratusan tenaga kerja Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia. Total waktu yang dibutuhkan pembangunan sistem irigasi tetes itu kurang lebih hampir 2 bulan. Sistem irigasi tetes dengan konstruksi kanal pipa dengan kran-kran air kecil ini membantu kembalinya kesuburan tanah di padang arafah.

Sistem irigasi tetes ini juga merupakan tinggalan gagasan Soekarno kepada Bangsa Saudi Arabia dan dunia, mengapa dunia ? Anda pernah melihat penyiraman tanaman di tanah rumput lapang yang luas seperti di lapangan sepakbola atau yang lainnya. Dengan kran air yang berputar memancar atau yang umum disebut sprinkler sistem, konon itu merupakan ide turunan atas skema irigasi tetes Soekarno.

Pohon Soekarno saat ini

Khusus di kawasan Padang Arafah, 'pohon Sukarno ini telah memenuhi sebagian besar Padang Arafah, sehingga selain merindangkan padang itu, juga untuk menghijaukan Arafah.

Dengan tinggi rata-rata 2 hingga 3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama Padang Arafah. Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.

Boleh dibilang, keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu mengurangi suhu panas saat jemaah haji melaksanakan wukuf. Pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan 'pohon Sukarno' ini.

Pohon Tangguh

Keberadaan Pohon Soekarno di Arafah memang diakui sejumlah orang yang berkunjung maupun sedang bekerja di lokasi itu merasakannya manfaatnya. Menjelang puncak haji biasanya banyak pekerja yang datang ke Arafah untuk mempersiapkan berbagai keperluan jamaah atau hanya sekedar membersihkan ilalang yang tumbuh sumbur di lokasi yang bakal ditempat jamaah saat wukuf. Sekalipun pohon itu mendapat perawatan dengan sistem irigasi tetes Soekarno tapi ketangguhan pohon itu tidak mati karena panas.

Pastinya saat ini jemaah Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya 'pohon Sukarno' yang banyak dikenal oleh penduduk Arab Saudi itu. Dan pastinya pohon Soekarno menjadi sebuah kebesaran Bangsa Indonesia di tanah haram Saudi Arabia.

Jumat, 15 Juli 2016

The King Of Europe / Raja Eropa

The King Of Europe / Raja Eropa

Analisa Laga Perancis versus Portugal "The King of King" Final Euro 2016
11 Juli 2016

oleh Aven Januar

Pertandingan Terbaik ! Demikian headline koran pagi ini. Para penggemar sepakbola sejagat yang hampir sebulan ini menikmati berbagai kejutan yang lahir dari tiap babak pertandingan Euro. Mempercayai bahwa partai final euro 2016 sebagai pertandingan terbaik diantara keseluruhan pertandingan yang ada di euro 2016 ini.

"The King of King Match"
Pertandingan secara umum mengaburkan pandangan banyak pengamat sepakbola yang mengganggap bahwa partai final hanya milik Perancis. Begitu impresifnya penampilan Perancis pada babak sebelumnya dan ketergantungan yang tinggi Portugal pada sosok Cristiano Ronaldo menjadi latar belakang analisa para pengamat tersebut.
Tetapi Portugal ternyata membalikkan prediksi banyak pengamat, si banteng merah ini mampu bermain lepas, mampu menahan serangan cepat ala Perancis dengan baik, serta mampu juga melakukan serangan balik dengan cepat dan cermat. Kesemuanya dilakukan dengan pergerakan antar lini yang baik.

Perancis 'Superb Attack Tactics'

Perancis, yang sebelum pertandingan jauh lebih diunggulkan dalam partai final kali ini. Sejak formasi awal diumumkan 45 menit sebelum pertandingan, terlihat Perancis telah menyiapkan gelombang serangan bertubi-tubi di setiap sudut pertahanan Portugal. Giroud yang dipasang sebagai penyerang tunggal ditopang 3 gelandang serang yang haus gol, Griezmann, Pogba dan Sissoko. Dari keempat pemain itulah aliran penyerangan Perancis tercipta, pola serangan yang dinamis dan terencana baik dari kiri kanan maupun tengah. Berdasar catatan akhir gelaran Euro 2016, melalui keempat penyerangnya ini Perancis menjadi tim tersubur diantara kontestan euro lainnya,  dengan 13 gol yang berhasil dicetak. Alhasil saat partai final, penyerang Perancis pun berhasil menciptakan 8 peluang krusial yang berpeluang tercetaknya gol. Serta 7 peluang yang melenceng dari tiang gawang. Seandainya, Rui Patricio - Kiper Portugal tidak bermain cemerlang malam final lalu, maka penyerang-penyerang Perancis bisa melesakkan setidaknya lebih dari 3 gol ke gawang Portugal. Sehingga banyak pengamat bola yang memberikan angka 9 untuk taktik penyerangan Perancis.

Portugal 'Superb Defense Tactics'

Selain Italia dengan sistem pertahanan gerendelnya, ternyata malam final euro 2016, Portugal menyajikan sebuah sistem pertahanan zona marking yang lebih ketat dan terencana dibanding kontestan euro lainnya. Dibawah mistar berdiri sosok Rui Patricio,  pemain Sporting Lisbon ini bermain cemerlang dan layak merebut gelar pemain terbaik pada partai final euro 2016. Rui Patricio berhasil melakukan 7 kali penyelamatan krusial, dimulai dari sundulan kepala Griezmann hingga tendangan keras sissoko di sudut tiang jauh. Kiper dengan tinggi 183 cm ini berhasil menghalau setiap tendangan yang mengarah ke gawang. Walaupun masih seumur jagung sebagai kiper timnas Portugal ini, tetapi Rui mampu menunjukkan kualitasnya sebagai kiper terbaik euro tahun ini, mengalahkan beberapa nama senior seperti Buffon, Neuer dan Hugo Lloris.

Didepan Rui, ada Pepe, Fonte, Gueirerro, dan Cedric Soares. Keempat bek itu ditopang oleh si 'tukang angkut air' Joao Mario. Khusus Joao Mario ini, penulis mencatat setidaknya ada 8 kali dari 16 kali upaya merebut bola yang dilakukannya. Dan itu menorehkan tinta emas sebagai pemain 'tukang angkut air' terbaik di euro 2016 ini. Joao Mario menjelajah setiap sudut dari sisi tengah Perancis.

Portugal "Its Miracle"

Portugal layak disebut sebagai tim yang penuh kejutan, 'Its Miracle'. Perjalanan Portugal melaju ke babak Final ini bisa dibilang cukup unik dan penuh dengan kejutan. Karena Ronaldo dkk tak pernah meraih kemenangan di waktu normal sebelum laga semifinal mengalahkan Wales dengan skor 2-0. Portugal yang datang sebagai tim yang kurang diunggulkan, terlihat tampil kurang greget di fase penyisihan. Mereka hanya bisa meraih tiga pertandingan dengan hasil imbang. Untungnya Portugal bisa lolos ke babak 16 besar dengan predikat peringkat 3 terbaik. Dari babak 16 besar Portugal berhasil menyingkirkan Kroasia dengan skor 0-1 di babak perpanjangan waktu. Masuk ke babak 8 besar lagi-lagi keberuntungan nampak menaungi Portugal. Bermain imbang 0-0 hingga babak perpanjangan waktu, Portugal berhasil mengalahkan Polandia di Drama adu pinalti.

Pada partai final euro 2016 pun, langkah kejutan Portugal belum berhenti. Sosok Cristiano Ronaldo atau CR7 yang diharap mampu menjadi penggedor lini depan Portugal. Sejak menit ke 15 CR7 yang diganjal dengan keras oleh Giroud tak mampu bermain normal. Sampai di menit ke 25 pun, santos terpaksa menarik CR7 keluar dan diganti oleh Ricardo Quaresma. Publik bola pun memprediksi dengan ditarik keluarnya 'keajaiban' Portugal, CR7 , dipastikan Portugal akan bermain super defensif. Tapi pada fakta lapangannya berbeda, meskipun masih tampak kecenderungan bertahan, tapi Portugal mampu memberikan serangan balik dengan cepat dan cermat. Setiap lini mampu bermain dengan determinasi tinggi. Nani, menjadi sosok sentral lini depan usai CR7 keluar, mampu memberi kejutan dengan beberapa peluang emasnya. Bahkan dengan masuknya Eder di menit ke 79, tingkat serangan Portugal semakin meninggi. Hingga 'Its Miracle' Portugal datang di menit 109, diawali pergerakan Joao Moutinho disisi tengah dalam pertahanan Perancis memberikan bola matang pada Eder. Diperkirakan  eder akan memberikan umpan disudut tiang jauh pada Nani yang telah lepas dari pengawalan. Tapi prediksi itu meleset, Eder justru memberikan sepakan keras di sudut kanan kiper, sehingga lloris pun sempat terkejut dan gagal menahan laju deras bola. Gol.

Selamat kepada Portugal yang menjadi Jawara di gelaran 'king of the europe 2016'
Selamat kepada Perancis yang juga telah berhasil menjadi tuan rumah yang baik hingga berakhir dan sukses tanpa adanya gangguan keamanan yang berarti.

The King Of Europe / Raja Eropa

The King Of Europe / Raja Eropa

Analisa Laga Perancis versus Portugal "The King of King" Final Euro 2016
11 Juli 2016

oleh Aven Januar

Pertandingan Terbaik ! Demikian headline koran pagi ini. Para penggemar sepakbola sejagat yang hampir sebulan ini menikmati berbagai kejutan yang lahir dari tiap babak pertandingan Euro. Mempercayai bahwa partai final euro 2016 sebagai pertandingan terbaik diantara keseluruhan pertandingan yang ada di euro 2016 ini.

"The King of King Match"
Pertandingan secara umum mengaburkan pandangan banyak pengamat sepakbola yang mengganggap bahwa partai final hanya milik Perancis. Begitu impresifnya penampilan Perancis pada babak sebelumnya dan ketergantungan yang tinggi Portugal pada sosok Cristiano Ronaldo menjadi latar belakang analisa para pengamat tersebut.
Tetapi Portugal ternyata membalikkan prediksi banyak pengamat, si banteng merah ini mampu bermain lepas, mampu menahan serangan cepat ala Perancis dengan baik, serta mampu juga melakukan serangan balik dengan cepat dan cermat. Kesemuanya dilakukan dengan pergerakan antar lini yang baik.

Perancis 'Superb Attack Tactics'

Perancis, yang sebelum pertandingan jauh lebih diunggulkan dalam partai final kali ini. Sejak formasi awal diumumkan 45 menit sebelum pertandingan, terlihat Perancis telah menyiapkan gelombang serangan bertubi-tubi di setiap sudut pertahanan Portugal. Giroud yang dipasang sebagai penyerang tunggal ditopang 3 gelandang serang yang haus gol, Griezmann, Pogba dan Sissoko. Dari keempat pemain itulah aliran penyerangan Perancis tercipta, pola serangan yang dinamis dan terencana baik dari kiri kanan maupun tengah. Berdasar catatan akhir gelaran Euro 2016, melalui keempat penyerangnya ini Perancis menjadi tim tersubur diantara kontestan euro lainnya,  dengan 13 gol yang berhasil dicetak. Alhasil saat partai final, penyerang Perancis pun berhasil menciptakan 8 peluang krusial yang berpeluang tercetaknya gol. Serta 7 peluang yang melenceng dari tiang gawang. Seandainya, Rui Patricio - Kiper Portugal tidak bermain cemerlang malam final lalu, maka penyerang-penyerang Perancis bisa melesakkan setidaknya lebih dari 3 gol ke gawang Portugal. Sehingga banyak pengamat bola yang memberikan angka 9 untuk taktik penyerangan Perancis.

Portugal 'Superb Defense Tactics'

Selain Italia dengan sistem pertahanan gerendelnya, ternyata malam final euro 2016, Portugal menyajikan sebuah sistem pertahanan zona marking yang lebih ketat dan terencana dibanding kontestan euro lainnya. Dibawah mistar berdiri sosok Rui Patricio,  pemain Sporting Lisbon ini bermain cemerlang dan layak merebut gelar pemain terbaik pada partai final euro 2016. Rui Patricio berhasil melakukan 7 kali penyelamatan krusial, dimulai dari sundulan kepala Griezmann hingga tendangan keras sissoko di sudut tiang jauh. Kiper dengan tinggi 183 cm ini berhasil menghalau setiap tendangan yang mengarah ke gawang. Walaupun masih seumur jagung sebagai kiper timnas Portugal ini, tetapi Rui mampu menunjukkan kualitasnya sebagai kiper terbaik euro tahun ini, mengalahkan beberapa nama senior seperti Buffon, Neuer dan Hugo Lloris.

Didepan Rui, ada Pepe, Fonte, Gueirerro, dan Cedric Soares. Keempat bek itu ditopang oleh si 'tukang angkut air' Joao Mario. Khusus Joao Mario ini, penulis mencatat setidaknya ada 8 kali dari 16 kali upaya merebut bola yang dilakukannya. Dan itu menorehkan tinta emas sebagai pemain 'tukang angkut air' terbaik di euro 2016 ini. Joao Mario menjelajah setiap sudut dari sisi tengah Perancis.

Portugal "Its Miracle"

Portugal layak disebut sebagai tim yang penuh kejutan, 'Its Miracle'. Perjalanan Portugal melaju ke babak Final ini bisa dibilang cukup unik dan penuh dengan kejutan. Karena Ronaldo dkk tak pernah meraih kemenangan di waktu normal sebelum laga semifinal mengalahkan Wales dengan skor 2-0. Portugal yang datang sebagai tim yang kurang diunggulkan, terlihat tampil kurang greget di fase penyisihan. Mereka hanya bisa meraih tiga pertandingan dengan hasil imbang. Untungnya Portugal bisa lolos ke babak 16 besar dengan predikat peringkat 3 terbaik. Dari babak 16 besar Portugal berhasil menyingkirkan Kroasia dengan skor 0-1 di babak perpanjangan waktu. Masuk ke babak 8 besar lagi-lagi keberuntungan nampak menaungi Portugal. Bermain imbang 0-0 hingga babak perpanjangan waktu, Portugal berhasil mengalahkan Polandia di Drama adu pinalti.

Pada partai final euro 2016 pun, langkah kejutan Portugal belum berhenti. Sosok Cristiano Ronaldo atau CR7 yang diharap mampu menjadi penggedor lini depan Portugal. Sejak menit ke 15 CR7 yang diganjal dengan keras oleh Giroud tak mampu bermain normal. Sampai di menit ke 25 pun, santos terpaksa menarik CR7 keluar dan diganti oleh Ricardo Quaresma. Publik bola pun memprediksi dengan ditarik keluarnya 'keajaiban' Portugal, CR7 , dipastikan Portugal akan bermain super defensif. Tapi pada fakta lapangannya berbeda, meskipun masih tampak kecenderungan bertahan, tapi Portugal mampu memberikan serangan balik dengan cepat dan cermat. Setiap lini mampu bermain dengan determinasi tinggi. Nani, menjadi sosok sentral lini depan usai CR7 keluar, mampu memberi kejutan dengan beberapa peluang emasnya. Bahkan dengan masuknya Eder di menit ke 79, tingkat serangan Portugal semakin meninggi. Hingga 'Its Miracle' Portugal datang di menit 109, diawali pergerakan Joao Moutinho disisi tengah dalam pertahanan Perancis memberikan bola matang pada Eder. Diperkirakan  eder akan memberikan umpan disudut tiang jauh pada Nani yang telah lepas dari pengawalan. Tapi prediksi itu meleset, Eder justru memberikan sepakan keras di sudut kanan kiper, sehingga lloris pun sempat terkejut dan gagal menahan laju deras bola. Gol.

Selamat kepada Portugal yang menjadi Jawara di gelaran 'king of the europe 2016'
Selamat kepada Perancis yang juga telah berhasil menjadi tuan rumah yang baik hingga berakhir dan sukses tanpa adanya gangguan keamanan yang berarti.

Sabtu, 02 Juli 2016

The Match will Never Ends / Pertandingan tiada akhir


The Match will Never Ends
/ Pertandingan tiada akhir

Analisa Laga Jerman versus Italia
'Big Match' Perempatfinal Euro 2016
2 Juli 2016

oleh Aven Januar

Pertandingan yang sarat emosi antara Jerman versus Italia pada laga perempatfinal euro 2016, Sabtu 2 Juli 2016 semalam, harus berakhir dengan kemenangan Jerman 1-1 ( 6-5.pk). Pertandingan berjalan sesuai dengan ekspetasi tinggi dari pengamat dan pecinta bola diseluruh kolong jagat ini. Permainan penuh determinasi tinggi, skill mumpuni antar kedua tim serta laga sarat emosional.

Italia 'Superb Defense Tactics'

Italia, tim yang sedikit lebih diunggulkan, menunjukkan sebagai tim dengan pertahanan terbaik di euro 2016 ini. Banyak pengamat bola memberikan skor 8,5 untuk pertahanan Italia semalam. Dibawah mistar, berdiri sosok tinggi besar yang sarat pengalaman, Gianluigi Buffon, semalam sedang dalam performa terbaiknya. Setidaknya ada 5 peluang emas Jerman yang berhasil digagalkan oleh reflek cepat Buffon dalam mengantisipasi derasnya laju bola. 

Di depan Buffon, ada trio bek Juventus, Barzagli, Chielini dan Bonucci, telah berhasil menjadi tembok pertahanan yang kuat layaknya 'The Great Wall' China. Trio ini berkomunikasi dengan baik dalam menahan laju serangan tim panser, baik komunikasi pergerakan antar ruang hingga siapa mengantisipasi siapa. Duet Striker Jerman, Mario Gomez dan Thomas Muller seakan kehabisan akal dan tak diberi kesempatan untuk menciptakan gol. Bahkan Loew, setidaknya mengubah 4 sampai 5 kali perubahan posisi antar pemain lini depan. Gomez dari kiri ke kanan, Muller ditarik sedikit ke belakang, mendorong sayap kanan dan kiri untuk kearah tiang jauh hingga yang terakhir mendorong duet gelandang ozil dan kimmich ke depan.

Jerman 'Superb Midfield Tactics'

Sejak menit awal, Loew telah memberikan kejutan dengan perubahan formasi, dari formasi klasik penyerangan 4-2-3-1 menjadi 3-4-1-2, memberikan gambaran bagi para pengamat, bahwa loew tidak mau melepas bola di lapangan tengah. Terbukti, semalam Jerman dilapangan tengah berhasil memainkan ball position jauh lebih baik daripada pencipta tiki taka ball position, Spanyol. Midfield Jerman, Bermain 'touching ball' atau satu dua sentuhan di bola, ternyata bisa mereduksi determinasi pemain cepat Italia, Giacherrini maupun Florenzi. Salah satu kunci kemenangan penyerangan Jerman, walaupun lini depan gagal mencetak gol, tapi pemain tengah Jerman semalam layak diberi skor 9. Perubahan dari pola bertahan 3-4-1-2 berubah menjadi 4-3-3 saat menyerang dengan cepat membuat barisan tengah Italia seakan kedodoran dan kebingungan, menahbiskan Loew sebagai Best Tactician di perhelatan akbar tahun ini.

Jerman 'The Champs'

Jauh sebelum pelaksanaan Euro 2016, banyak pengamat yang memprediksi kalopun Jerman diberi kesempatan untuk menjadi kampiun di perhelatan kali ini adalah karena Jerman memiliki mental juara yang kuat. Memasuki perpanjangan waktu, pemain muda Italia bermain penuh emosional, setiap pergerakan cepat pemain Jerman dihadang dengan tackling keras dan cepat. Secara umum, permainan keras Italia bisa mereduksi kecepatan serangan Jerman termasuk diantaranya adalah penguasaan bola Jerman di lini tengah. Bahkan dalam fase perpanjang waktu, Italia berhasil mencuri 3 kali peluang serangan balik dari tengah ke depan, membuat jantung pendukung Jerman bergetar hebat. Tapi sekali lagi, - Jerman is the champ ! Jerman is the Winner ! - seperti yang diteriakkan loew jelang perpanjangan waktu dimulai. 


Pemain muda Jerman tidak terpancing membalas perlakuan kasar dan keras Italia. Bahkan Beberapa pemain senior yang di lapangan pun seperti sang kapten Schewini, Gomez dan Oezil berhasil memberikan contoh juga untuk tidak membalas perlakuan kasar dan keras Italia. Seandainya semalam pertandingan dimenangkan oleh Italia, maka pada babak semifinal, Italia tidak akan diperkuat beberapa pemain kuncinya seperti Sciglio dan Pelle dikarenakan akumulasi kartu kuning.


Memasuki fase adu penalti, yang mana sejak penendang pertama hingga ke tujuh Jerman tak sekalipun berhasil memimpin skor pertandingan, paling hebat Jerman hanya mampu menyamakan kedudukan, tapi petaka Italia berakhir di penendang kedelapan dan kesembilan. Performa Manuel Neuer pun tak bisa dipandang sebelah mata di babak tos tosan tersebut. Dianggap jauh lebih junior daripada Buffon, tapi penampilannya semalam, Neuer berhasil menahbiskannya sebagai pemain terbaik dalam  partai Big Match tersebut. Tapi inilah Jerman sang raja Turnamen dan tim yang selalu memiliki mental juara.

Sekali lagi selamat untuk Jerman !