create your own banner at mybannermaker.com!

Sabtu, 28 Desember 2019

JELANG AKHIR TAHUN 2019


*Jelang Akhir Tahun 2019*


               (alm) DR.(ec).H. Suprajitno


Disaat kecil papa menjelaskan kenapa malam tahun baru seluruh keluarga harus duduk kumpul bersama Dan menikmati akhir tahun dengan Kebahagiaan Dan Keceriaan.

Papa menegaskan bahwa hidup manusia itu hanya sebentar, kalau sambut tahun baru dengan hati sedih dan ada tersimpan marah maka sepanjang tahun ke depan tidak bertemu kebahagiaan tetapi bertemunya dengan kesedihan dan hati selalu penuh dengan amarah.

Rejeki yang baik adalah rejeki tahun mendatang yang disambut dengan sukacita Dan kegembiraan. Dan bukan disambut dengan hati sedih, Penuh amarah Dan dengki.

Dan jika dalam Membaca Doa ditengah keheningan tahun baru adalah Doa yang Penuh Rasa optimis  Dan prasangka baik terhadap masa depan. Sehingga selama satu tahun mendatang bukan lagi menjadi tahun ketidakberuntungan Dan ketidakjelasan Arah Masa depan.

Jika sempat melakukan Sholat malam lakukanlah dengan niatan dalam hati semoga Tahun depan lebih baik dalam menjalankan Ibadah kepada Allah SWT. Dan meningkatkan ketakwaan dengan beramal sebanyak-banyaknya baik amalan Materi maupun amalan non Materi dalam bentuk ilmu pengetahuan.

Jika Jelang Shubuh di tahun baru , Papa selalu mengucapkan Subhannallah .... kami sekeluarga telah Kau berikan bertambahnya umur, rejeki Dan kesehatan. Allahumma Amien.

Dan jika sudah Matahari Terbit di Hari Pertama Tahun Baru , Papa Mengucapkan Allahu Akbar.... Kau telah tunjukkan kebesaranMu dengan memberikan kesempatan pada kami untuk bisa menikmati Tahun Baru dengan Kegembiraan. Allahumma Amien.

Selamat Tinggal tahun 2019 dengan segala Penuh kenangan, Rahmat, rejeki Dan kesehatan untuk Keluarga kecil kami.

Selamat Datang Tahun 2020 , kami menyambutmu dengan segala Rasa optimis, Penuh semangat Dan kegairahan untuk segala tantangan Dan hambatan yang akan muncul di tahun 2020.

_Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil azhīmi_

_Tiada Daya Dan Supaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi dan yang Maha Agung_



- Aven Januar -

Forum Jokowi Jatim

BERGERAK DI MADIUN

BERGERAK DI MADIUN
Oleh Aven Januar



Dari sekitar 120 an kota yang pernah kulewati, aku tak pernah melupakan madiun. Banyak sebutan Kota Madiun seperti Kota Pecel karena Nasi Pecel Madiun Sangat terkenal, Madiun Kota Sepur karena Industri Sepur - Kereta Api terbesar di tanah air ini ada di Madiun, Madiun Kota brem karena panganan khas yang terkenal Dari Madiun adalah Brem. Tapi Aku selalu menyebut Kota Madiun -  manusia didikan semaun (madiun).
Madiun kota yang biasa saja, tidak terlalu besar tapi tidak bisa juga dikatakan kecil. Jika siang hari semuanya seakan normal, kegiatan berpusat di pasar sleko dan pasar besar yang memang lokasinya dijantung kota. Serta beberapa pusat keramaian di seputaran Terminal Baru dan seputaran Industri Kereta Api.

Tapi jika saat malam, saat penjual nasi jotos mulai menjajakan dagangannya. Anganku terlintas dikegelapan sejarah republik 1948. Bagaimana malam dilewati selintas beberapa orang yang bergerak dari rumah ke rumah, untuk bercerita dan berdiskusi dengan serius tentang sebuah cita. Tentang sebuah mimpi yang menggantung berjuta harapan. Sosok kurus dengan kondisi hampir tak terurus menelusuri dan memimpin langsung jalannya pergerakan tengah malam itu. Dia sebenarnya seorang bangsawan dari tanah sumatera, tapi dirinya sepenuhnya diabdikan untuk rakyat jelata. Mimpinya tentang negeri ini begitu hebat, mimpinya tentang rakyat indonesia di masa depan begitu luar biasa. Ya itulah Tan Malaka. Banyak muridnya yang mendapat ilmu darinya dan langsung menerapkan dengan membawa keyakinan, indonesia harus bergerak kedepan.

                           Tan Malaka

Ada juga teman dekat Tan Malaka, yang mungkin jauh lebih tak terurus lagi kondisinya. Dia jawa asli, begitu polos, begitu penyayang terhadap orang lain, tapi dibalik sorot matanya menyimpan berjuta ketegasan. Ketegasan itulah yang menimbulkan banyak kesan di bathin yang mendalam bagi warga madiun, siapa lagi kalo bukan semaun. Melalui semaun lah, pergerakan malam itu semakin berarti. Berjalan dari sel ke sel, tanpa merusak inti sel sebenarnya. Dari kelompok kelompok kecil menjadi sebuah kekuatan yang besar. Dari mimpi yang sederhana menjadi mimpi sempurna yang harus diwujudnyatakan.

                                  Semaun


Tapi semaun patah oleh kekuatan yang jauh lebih besar darinya. Kekuatan yang suatu ketika jauh setelah itu Soekarno menyebutnya sebagai neokolim yang keblinger. Dan jauh kedepan melahirkan kelompok yang menopang penguasa yang selama 32 tahun lamanya merusak negeri ini.

Aku dan malam di Madiun saat ini menyimpan berjuta rasa. Berjuta ingatan sejarah yang sulit dilupakan oleh dunia dan republik ini. Madiun telah meninggalkan sejarah. Ya Kunikmati kopi malam ku ini di MADIUN. Dan Aku akan selalu ingat , Aku telah BERGERAK DI MADIUN.



Kamis, 26 Desember 2019

Gerakan Semut Ireng

                                Ir H Sutjipto
 
Senin, 28 November 2011 diposting pada kategori ARTIKEL
 
Gerakan Semut Ireng
Oleh Aven Januar
 
PDI Perjuangan telah kehilangan salah satu kader terbaiknya, Ir H  Sutjipto pada 24 November 2011 lalu. Sutjipto dalam perjalanan hidupnya  memang tak bisa dilepaskan dari dinamika PDI Perjuangan dan Megawati  Soekarnoputri selaku Ketua Umum partai. Dalam karir politiknya, selain  dikenal sebagai tokoh kharismatik di kalangan politisi Jawa Timur,  Sutjipto juga banyak meninggalkan ide-ide besar khususnya dalam  perjalanan sejarah PDI (pada era orde baru), PDI Pro Mega (1996-1999)  hingga PDI Perjuangan.  Ide-ide besar tersebut pada kenyataannya,  selain Dasa Prasetya PDI Perjuangan belum pernah terbukukan secara rapi.  Akan tetapi pada tingkatan semangat dan gairah berorganisasi, banyak  ide Sutjipto terlaksana secara nyata khususnya bagi para kader PDI  Perjuangan yang pernah beriringan melakukan perjuangan bersamanya.
 
Salah satu ide besar yang pernah disumbangsihkan Sutjipto dalam masa  akhir sebelum tumbangnya orde baru adalah gerakan semut ireng. Gerakan  ini lahir pasca Pemilu 1987, yang pada waktu itu Sutjipto adalah  Sekretaris DPD PDI Jawa Timur, dalam kerangka menyusun konsep pemenangan  Pemilu 1992. Secara sederhana konsep gerakan ini berbasiskan kepada  semangat gotong royong dan soliditas massa PDI yang pada waktu itu dalam  jumlah kecil dibanding dua partai yang lain PPP dan Golkar. Walaupun  kecil tapi Sutjipto melihat bahwa adanya potensi yang besar dari  soliditas antar kader partai. Sehingga untuk menyatukan segala potensi  dan gerak langkah partai, Sutjipto meluncurkan Gerakan Semut Ireng itu.
 
Gerakan Semut Ireng, ditinjau dari gerakan politik adalah semangat  awal untuk memberikan perlawanan terhadap rezim orde baru, yang dikenal  rezim yang penuh korupsi, kolusi dan nepotisme. Kemiskinan di beberapa  wilayah, kesenjangan sosial yang begitu tinggi pada waktu menjadikan  gerakan semut ireng cepat diterima oleh banyak kalangan masyarakat bawah  di Jawa Timur. Sutjipto sebagai sekretaris DPD PDI Jatim saat itu, juga  mengoptimalkan mesin partai pada tingkatan lokal untuk turut  mengampanyekan gerakan semut ireng tersebut. Ada tiga hal dasar yang  menjadi percepatan diterimanya Gerakan Semut Ireng ini, yang pertama  adalah gerakan tanpa kesenjangan struktural, yang dimaksudkan adalah  melaksanakan gerakan ini struktural PDI dari jenjang daerah, kabupaten  hingga pengurus kecamatan bergerak bersama tanpa adanya kesenjangan  antar jabatan di struktural. Lalu yang kedua adalah memegang teguh  ideologi yang diyakini bersama walaupun ideologi marhaenisme diputuskan  terlarang oleh rezim orde baru, akan tetapi secara sadar kader PDI  diseluruh pelosok negeri meyakini bahwa marhaenisme ajaran Soekarno  adalah ideologi politik yang dipilih. Dan yang ketiga adalah  kepemimpinan, yang dimaksudkan disini adalah figur pemimpin partai yang  bisa menjadi pengikat antar golongan dan elemen yang ada di tubuh partai  untuk mencapai tujuan bersama.
 
Dalam hal meniadakan kesenjangan struktural, Sutjipto selaku  sekretaris DPD menginstruksikan kepada jajaran di bawahnya untuk membuka  ruang komunikasi antar pengurus struktural baik secara vertikal maupun  horisontal dan melakukan gerakan ke basis secara berkala. Setiap  pengurus hendaknya menerima saran dan kritikan dari jenjang struktural  di bawahnya khususnya terkait dengan pembinaan dan pendidikan politik  bagi kader-kader partai. Dan disarankan untuk tetap menekan angka  konflik diantara pengurus struktural. Menekan angka konflik di PDI,  bukanlah persoalan mudah. Sebagai parpol yang merupakan hasil fusi,  banyak unsur dan golongan di tubuh partai yang merupakan potensi konflik  di masa depan. Akan tetapi dengan membuka ruang komunikasi dan  kunjungan berkala menyebabkan Sutjipto berhasil meredam konflik terbuka  yang terjadi di tubuh partai. Dalam hal ini Sutjipto dikenal sebagai  salah satu pengurus partai dari Provinsi pada masa itu yang rutin  melakukan kunjungan kerja daerah baik formal maupun non formal.
 
Untuk Permasalahan ideologi politik ini, pasca diberangusnya  ideologi marhaenisme ajaran Soekarno pada awal 1970an, kader partai PDI  hanya bisa menyuarakannya melalui perorangan. Semangat gotong royong  yang menjadi landasan ajaran marhaenisme Soekarno, menjadi landasan  gerak basis bawah PDI khususnya dalam menerjemahkan langkah-langkah  taktis strategis Gerakan Semut Ireng ini. Dalam membuat keputusan maupun  kebijakan partai, Sutjipto menekankan pada semangat gotong royong. Baik  soal pendanaan partai maupun penyikapan terhadap kebijakan partai.  Selain itu, pendidikan kader partai yang massa itu hanya berupa diskusi  kelompok kecil 5 hingga 6 orang saja, Ideologi Marhaenisme ajaran  Soekarno menjadi topik bahasan yang serius. Ideologi Politik, menjadi  penting menurut Sutjipto, hal ini karena ideologi menjadi alat pemersatu  terhadap beragam keinginan antar anggota partai yang berada di  dalamnya. Rumusan perjuangan partai dan pokok-pokok pikiran partai  didasarkan pada ideologi politik tersebut. Melalui pilihan ideologi yang  jelas, maka suatu gerakan bersama tersebut bisa dinamakan sebagai  gerakan politik. Dan pilihan jelas tersebut adalah kemampuan untuk  mengartikulasikan kepentingan masyarakat dan mampu memperjuangkannya.
 
Yang terakhir adalah persoalan kepemimpinan, di masa itu PDI masih  bergantung kepada figur Soerjadi sebagai ketua umum dan Latief  Pudjosakti sebagai Ketua DPD PDI Jatim, akan tetapi Sutjipto melihat  adanya kekurangan dua figur tersebut untuk menjadi magnet penarik massa  pemilih. Maka dengan gerak cepat pula, Sutjipto menggandeng Guruh  Soekarnoputra dan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi magnet dan sosok  figur pemimpin PDI di masa mendatang. Walaupun dalam perjalanannya,  Sutjipto lebih memilih Megawati sebagai figur kepemimpinannya, maka  Gerakan Semut Ireng sebagai gerakan untuk membangun kekuatan politik  telah memenuhi prasyaratnya. Megawati dan Sutjipto berkeliling ke  seluruh cabang se-Jatim untuk menggerakan arus bawah partai.
 
Selain ketiga hal di atas, yang perlu dicermati dalam melihat gerak  nyata Gerakan Semut Ireng adalah kampanye getok tular, dari satu pintu  ke pintu yang lain, dari orang ke perorangan yang lain. Sutjipto cukup  tangguh untuk bisa melaksanakan kampanye perorangan tersebut dengan  mengerahkan segenap potensi partai di masa itu. Berbagai jenis acara  konsolidasi partai dilaksanakan sosialisasi Gerakan ini secara nyata.  Sutjipto juga berhasil membuka ruang komunikasi dengan elemen demokrasi  yang lainnya seperti gerakan pemuda, dan gerakan kemasyarakatan lainnya.  Yang menurutnya jejaring kekuatan eksternal partai mampu menjadi  lingkaran penguat dari gerakan semut ireng ini. Sehingga mampu  menciptakan kesan bahwa gerakan semut ireng ini adalah gerakan murni  dari masyarakat dan bukan semata milik PDI saja.
 
Secara perlahan, Gerakan Semut Ireng, berhasil meningkatkan suara  PDI saat Pemilu 1992. Di wilayah mataraman yang kental dengan politik  abangan berhasil mendulang suara cukup signifikan. Peningkatan suara  terjadi di Kabupaten Nganjuk, Kab Kediri, Kab Blitar, Trenggalek dan  Ponorogo. kota-kota besar seperti Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota  Madiun juga terjadi peningkatan suara walaupun tidak sebesar di wilayah  Mataraman. Gerakan Semut Ireng telah menciptakan tradisi baru dalam  kehidupan parpol di masa itu khususnya di Jatim. Sebagai contoh, gelaran  kegiatan partai pada masa itu kental dengan suasana gotong royong baik  dana maupun sumbangsih tenaga dan pikiran.
 
Gerakan Semut Ireng terhenti pasca terjadinya konflik PDI pada  Kongres Luar Biasa 1993 yang dilaksanakan di Asrama Haji Surabaya.  Menguatnya Megawati sebagai salah satu sosok pemimpin di masa mendatang,  membesarnya kekuatan perlawanan-perlawanan, semakin memperlemah  kredibilitas Rezim Orde Baru di mata rakyat. Sehingga seluruh kekuatan  PDI baik struktural maupun suara arus bawah terkondisikan oleh situasi  konflik tersebut. Sutjipto sebagai pemegang SK 043 yang menyatakan  dirinya sebagai Ketua DPD PDI Jatim didukung oleh arus bawah partai pada  masa itu. Sehingga puncaknya terjadi peristiwa 27 Juli 1996. Dan pada  akhirnya proses berlanjut pada kejatuhan rezim orde baru.
 
Meninjau dinamika parpol dan demokrasi saat ini, perlu menjadi  perhatian khusus terhadap ide besar Sutjipto tentang Gerakan Semut Ireng  ini. Tuntutan arus bawah saat ini adalah Parpol tidak boleh lagi  sekadar mengartikulasikan kepentingan segelintir orang saja tetapi lebih  jauh adalah bersama rakyat untuk memperjuangkan aspirasi wong cilik,  seperti yang selalu diamanatkan oleh Sutjipto pada berbagai kesempatan.  Setidaknya almarhum Sutjipto telah menjadi warna bagi perjalanan sejarah  bangsa dan demokrasi sejak sebelum kejatuhan orde baru hingga akhir  hayatnya. Selamat Jalan Pak Tjip... (*)
 
Penulis adalah Ketua Departemen Pemuda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Periode 2010-2015
 
Kontak Penulis fb Aven Januar
 
Sumber Berita :
 
http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=5020t

Senin, 23 Desember 2019

JALUR PACET - CANGAR - BATU

JALUR PACET - CANGAR - BATU

Hutan Alami Sepanjang Jalur

Tikungan Tajam

Jalur Maut Harap Hati hati

Area Pengereman Darurat


Ini jalur klasik yang kulewati sejak SMA, ya sejak kenal bolos sekolah tentunya....
Hahahahaha.... Anak SMA di pertengahan 90an waktu itu, cukup bergaya lah dengan sepeda sport laki-laki yang ada waktu itu ada RGR Sport, GL Max, juga ada RXZ tipe sport terbaru waktu itu dan tentu yang bersejarah dan fenomenal RX King.....

Sudah kucoba semua melintasi di jalur klasik Cangar itu. Jika di era 90 an sudah ada FB pasti sudah kutuliskan testimonial untuk masing masing merk kendaraan , kelebihan dan kelemahan dalam menghadapi jalur tanjakan sulit. Memang sangat berbeda jauh antara kondisi tahun 90an dan sekarang, ada 3 tikungan yang sangat curam dulu sudah dipotong agar lebih landai. Dan tentu lebar jalan jauh lebih lebar saat ini.

Sekarang catatan khusus saya adalah, khusus sepeda motor matic merk apapun dan dari cc berapapun harap berhenti jika ada tanda berhenti. Karena sepeda jenis matic kurang responsive untuk pengereman mendadak dan dalam jangka lama. Jika dari arah batu ke pacet. Ada turunan sepanjang 3 kilometer, yang membutuhkan pengereman prima. Jadi jangan sekali sekali memaksakan. Untuk sepeda sport walau lebih responsive tapi harap diperhatikan kebocoran minyak rem dan kabel rem karena itu sangat berbahaya, rem bisa hilang daya karena kekurangan oli rem.

Disepanjang jalur cangar baru terdapat satu ruas untuk pengereman darurat yang ditata dengan ban ban bekas. Bagi yang pernah mempergunakan harap membantu warga untuk menata bannya kembali, karena bangunan itu sumbangan dari salah satu perusahaan tapi pengelolaannya murni swadaya masyarakat sekitar.

Dan untuk teman teman SAR dan petugas salut untuk anda semua, karena anda telah bertugas disana dengan baik dan murni sosial. Jika bapak, ibu atau anda semua hendak libur akhir tahun melintasi jalur tersebut, sempatkan untuk membawa bekal nasi bungkus secukupnya dan sebotol kopi panas yang ditaruh di botol air mineral.

Sampaikan ke 3 pos teman teman relawan tersebut. Karena selain swadaya , lokasi mereka sangat jauh dari warga yang mengirim makan siang. Toh juga tak ada ruginya bagi anda berlibur sambil beramal. Semoga amal baik anda diterima oleh Allah SWT amien....

- aven januar -

#Vacation 
#Pacet 
#Cangar 
#Batu 
#Holiday

Rabu, 18 Desember 2019

Selamat Jalan Mas Arief Kurniawan atau mas arief ketjeng.

Selamat Jalan Mas Arief Kurniawan atau mas arief ketjeng.

SELAMAT JALAN PEJUANG TANGGUH..
Mas Arif Keceng ..saatnya menjemput kesembuhan paripurna 
Terakhir bertemu 2015 Lalu, saat itu lah Aku baru tahu Kalo penyakit cancer telah hinggap ditubuhmu. Hampir selama 6 tahun - 2009-2015  Kita bahu Membahu menyajikan Berita terbaik untuk website https://pdiperjuangan-jatim.com . Termasuk saat Masih beralamat https://pdiperjuangan-jatim.org, Kamu menjadi trigger untuk Wilayah Kediri hingga tulungagung.

Saat Aku Harus menemani Ibu Mertua ditengah Kondisi sakitnya di Blitar 2015-2018, Aku hanya rutin berkirim kabar padamu, dan Kamu selalu berkelakar "Kapan om, ente keluar Dari pertapaanmu,?" Dan Aku pun hanya bisa tertawa karena Kondisi yang memaksa Aku berdiam diri sekian lama di Blitar.

Aku selalu ingat kelakar khasmu, "Kita cuma wartawan gak boleh foto-foto sama Artis, apalagi sama Ketua Umum DPP PDI Perjuangan," . Hal ini pun telah kau buktikan sampai akhir kau tak punya selfie terbaik dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Walau puluhan kali kamu Dan Aku mendampinginya setidaknya saat nyekar ke makam bk di blitar .

Digerogoti penyakit cancer tak membuatmu Lelah Dan menyerah, kamu tetap berkarya terbaik untuk keluarga Dan Dunia Jurnalisme. Kau tetap menghasilkan tulisan-tulisan yang informatif dan aktual, termasuk berita saat kamu mendampingi ibu angkatmu, Bunda Renny Pramana - Ketua DPRD Kota Kediri 2019-2024. Dan saat ini ribuan tulisan mu telah menjadi memoar hidup yang akan terngiang bagi pembaca setiamu. Semangat hidupmu menjadi pelajaran penting bagi Ku Dan Banyak orang.

Sugeng tindak Mas..mugi sumare  husnul khotimah..
Semoga keluarga yg ditinggalkan, diberi keikhlasan & kekuatan utk melanjutkan impian Panjenengan..Amin
Saat ini kami hanya bisa mendoakanmu, semoga perjalananmu lancar tiada hambatan menuju haribaan Allah SWT. Dan Rasamu menahan Rasa sakit beberapa tahun ini menjadi penebus dosamu selama ini. Selamat Jalan Mas Arief ..... Amin

#rip #friend #deepest #condolences #great #fighter

Keterangan Foto Dari kiri ke kanan
1. Alm mas arief Kurniawan / arief keceng .
2. Aven Januar
3. Tommy - Anggota FPDIP DPRD Kab Probolinggo 2009-2014
4. Immanuel yosua - Sekarang Komisioner KPID Jatim .

Dalam acara Jelang Rakor 3 Pilar PDI Perjuangan di Malang 2010 .  Ini seminar Terbatas kader partai pembicaranya Mbak Puan Maharani di Hotel Royal Orchid Kota Batu .

Tunduk Hormat Untuk menghantarkan kepergian kawan seperjuangan.

- aven januar -

Ketua Departemen UKM 2005-2010
Ketua Departemen Pemuda DPD PDIP Jatim 2010-2015
Badan Infokom DPD PDIP Jatim 2010-2015
Juru Bicara Rumah Kerja BN Jokma Jawa Timur 2018 - Sekarang
Koordinator Forum Jokowi Jatim 2018 - Sekarang



Rabu, 18 September 2019

Pokok-Pokok MasalahAtas Rancangan Undang-Undang Pertanahan

Pokok-Pokok Masalah
Atas Rancangan Undang-Undang Pertanahan
Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pertanahan (RUUP), yang menyangkut hajat hidup orang banyak tidak ditujukan untuk menjawab 5 (lima) pokok krisis agraria, yakni: (1) Ketimpangan struktur agraria yang tajam; (2) Konflik agraria struktural; (3)Kerusakan ekologis yang meluas; (4) Laju cepat alih fungsi tanah pertanian ke non-pertanian; dan (5) Kemiskinan akibat struktur agraria.
Terdapat sepuluh (10) persoalan mendasar dari RUU Pertanahan saat ini yang akan menambah laju ketimpangan khususnya menyesengsarakan petani, masyarakat pedesaan, nelayan tradisional, masyarakat adat dan kelompok marjinal. Hal tersebut adalah sbb:
1. RUU Pertanahan bertentangan dengan UUPA 1960. Meskipun dalam konsiderannya dinyatakan bahwa RUUP hendak melengkapi dan menyempurnakan hal-hal yang belum diatur oleh UUPA, akan tetapi substansinya bertentangan dengan UUPA 1960. Hal tersebut bertentangan dengan program pemerintah melanjutkan cita-cita proklamasi dan trisakti.
2. Hak Pengelolaan (HPL) dan Penyimpangan “Hak Menguasai dari Negara (HMN)”. HPL selama ini menimbulkan kekacauan penguasaan tanah dan menghidupkan kembali konsep domein verklaring, yang tegas dihapus UUPA 1960.
Hak menguasai dari negara yang telah ditetapkan oleh Putusan MK No.001-021-022/PUU-1/2003 telah diterjemahkan oleh RUUP secara menyimpang dan powerful menjadi jenis hak baru yang disebut Hak Pengelolaan (HPL). Ini akan membuat Kementerian ATR/BPN memiliki kewenangan luarbiasa dan penuh ketertutupan.
3. Masalah Hak Guna Usaha (HGU). Dalam RUUP, HGU tetap diprioritaskan bagi pemodal skala besar, tidak diarahkan untuk penciptaan keadilan agrarian melalui badan usaha milik rakyat (koperasi petani, koperasi masyarakat adat, koperasi nelayan, bumdes, dan bentuk badan usaha berbasis kerakyatan lainnya). Selain itu, pembatasan maksimum konsesi perkebunan tidak mempertimbangkan luas wilayah, kepadatan penduduk dan daya dukung lingkungan. Masalah lainnya, RUUP bahkan mengatur impunitas penguasaan tanah skala besar (perkebunan) apabila perusahaan melanggar ketentuan luas alas hak.
4. RUUP juga tidak mengatur keharusan keterbukaan informasi sehingga proses pendaftaran, perpetaan, pemberian hak, dan sebagaimana amanat UU tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Putusan Mahkamah Agung. Ini akan membuat azas pemerintahan yang baik tidak tercipta. Bahkan, akan menyuburkan korupsi.
5. Reforma Agraria dalam RUUP dikerdilkan menjadi sekedar program penataan aset dan akses. RUUP tidak memuat prinsip, tujuan, mekanisme, lembaga pelaksana, dan pendanaan negara untuk menjamin pelaksanaan RA. Padahal, RA adalah program prioritas pemerintahan Jokowi.
Untuk menata ulang struktur agraria Indonesia yang timpang menjadi lebih berkeadilan, mensejahterakan dan berkelanjutan, yang dilakukan secara sistematis, terstruktur serta memiliki kerangka waktu yang jelas.
6. Pembiaran Konflik Agraria. RUUP tidak mengatur bagaimana konflik agraria struktural di semua sektor hendak diselesaikan. RUUP menyamakan konflik agraria dengan sengketa pertanahan biasa, yang rencana penyelesaiannya melalui mekanisme “win-win solution” atau mediasi, dan pengadilan pertanahan. Padahal, karakter dan sifat konflik agraria struktural yang berdampak luas secara sosial, ekonomi, budaya, ekologis dan memakan korban nyawa.
7. Melembagakan Sektoralisme Pertanahan dan Pendaftaran Tanah. Pendaftaran Tanah dalam RUUP bukan merupakan terjemahan dari pendaftaran tanah yang dicita-citakan UUPA 1960 tentang kewajiban pemerintah mendaftarkan seluruh tanah di wilayah Indonesia, dimulai dengan pendaftaran tanah dari desa ke desa sehingga Indonesia memiliki data agraria yang akurat dan lengkap untuk menetapkan arah strategi pembangunan nasional berbasis agrarian, serta dalam rangka pemenuhan hak-hak agraria masyarakat.
8. Pengingkaran Terhadap Hak Ulayat Masyarakat Adat. Konstitusi sudah dengan jelas mengakui keberadaan Masyarakat Adat beserta hak-hak tradisionalnya. Namun, RUUP tidak memiliki langkah konkrit dalam administrasi dan perlindungan hak ulayat masyarakat adat, atau yang serupa dengan itu.
9. Pembentukan Bank Tanah. RUUP bermaksud membentuk Bank Tanah/ Lembaga Pengelola Pertanahan.
Cara kerja: pemerintah dan swasta menyetorkan modal untuk Lembaga BT; BT mendapatkan tanah dari tanah negara dan membeli tanah; pada area tersebut pemerintah akan melakukan pembekuan transaksi jual-beli tanah kecuali kepada BT (land freezing); tata guna tanah akan diatur oleh BT dan pemerintah mengesahkannya melalui tata ruang; BT berwenang bekerjasama dengan pihak swasta/badan public mengelola tanah; BT memperoleh keuntungan dari proses tersebut.
Bank Tanah bertentangan dengan Konstitusi dan UUPA 1960, mengingat: (1) Sumber tanah yang akan dikelola berasal dari Tanah Negara; sementara klaim Tanah Negara atau Hutan Negara sampai saat ini masih menimbukan warisan buruk agraria nasional bagi masyarakat di bawah; (2) Mengukuhkan pasar bebas dimana tanah sebagai barang komoditi, padahal UUPA menganut asas tanah memiliki fungsi sosial.
Jika dibentuk, Bank Tanah beresiko: memperparah ketimpangan dan konflik agraria; melancarkan proses-proses perampasan tanah atas nama pengadaan tanah untuk pembangunan; dan meneruskan praktek spekulan tanah.
10. Membuka derasnya kepemilikan asing dalam pemilikan, pengelolaan dan pengusahaan tanah di Indonesia. Setelah perkebunan, property, RUU Pertanahan membuka penguasaan asing melalui Bank Tanah, HPL, HGU dan pemilikan rumah.
Oleh sebab itu, berdasarkan kedelapan masalah pokok di atas, maka dengan ini kami perwakilan organisasi gerakan masyarakat sipil, gerakan tani, masyarakat adat, nelayan, akademisi dan para pakar agraria menyimpulkan bahwa RUUP tidak memenuhi syarat secara filosofis, ideologis, sosiologis, historis, dan ekologis sehingga bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945, TAP MPR IX/2001 dan UUPA 1960. RUUP nyata-nyata berwatak kapitalisme neoliberal, yang akan semakin memperkuat liberalisasi pasar tanah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami menganjurkan agar ditunda pengesahannya. Ke depan, diperlukan penyusunan ulang draft UU yang lebih utuh dan matang untuk menjawab krisis agraria nasional, mampu mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat. Utamanya, RUU mengenai agraria yang sejalan dengan mandat Pasal 33 UUD 1945, TAP MPR IX/2001 serta UUPA 1960.
Iwan Nurdin
Ketua Dewan Nasional Konsorsium Pembaruan Agraria.

Rabu, 04 September 2019

Materi Pelatihan Jurnalistik Dasar (1) : Menulis Teras Berita




Materi Pelatihan Jurnalistik Dasar (1)

Menulis Teras Berita / Lead
Oleh Aven Januar

CEo AJ Strategies Konsultan Media

Pendahuluan
Berita jika sesuai Wikipedia adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.
Yang membedakan Berita dengan Informasi umum lainnya adanya Nilai Berita (News values), Nilai berita setidaknya ada 4 yakni :
1. Aktual 
Keaktualan sebuah berita sangat penting. Berita akan jauh lebih menarik perhatian mayarakat ketika berita tersebut masih hangat dibicarakan, belum lama/ sedang terjadi. Semakin aktual sebuah berita, semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Terdapat tiga kategori aktual, yaitu aktual kalender, aktual waktu dan aktual masalah.
2. Fakta / Informatif
Fakta berita adalah adanya unsur informasi jurnalistik yang terkandung didalamnya dengan memenuhi unsur 5W1H (What, Who, When, Why, Where and How). 
3. Menyangkut Kepentingan Orang Banyak
Dalam hal ini Muatan Berita disusun dengan kaidah jurnalistik yang tertulis dengan bahasa baku, sederhana, jelas dan informatif.
4. Mengandung Unsur Kebaharuan
Dalam beberapa penulisan berita haruslah mengandung unsur kebaharuan. bisa kebaharuan informasinya ataupun kebaharuan unsur fakta lainnya.

Teras Berita

Secara umum, berita memiliki bagian-bagian dalam susunannya, yaitu headline, deadline, lead (teras), body, dan ekor.
a. Headline sering disebut judul, yang sering juga dilengkapi dengan anak judul
b. Deadline, yaitu bagian yang terdiri atas nama media masa, tempat kejadian, dan tanggal kejadian
c. Lead (teras berita), yaitu merupakan saripati sebuah berita yang melukiskan seluruh berita secara singkat. Biasanya teras berita ditulis pada paragraf pertama sebuah cerita, dan merupakan bagian paling penting dari sebuah berita karena teras berita menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak.
d. Body atau tubuh berita, merupakan perkembangan berita. Secara umum isi berita dituliskan pada teras berita, pada bagian body merupakan detail-detail khusus dari inti berita. Body berisi peristiwa yang dilaporkan dengan mendetail dan lengkap, namun tetap menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
e. Ekor berita, merupakan bagian akhir dalam suatu berita. Pada ekor berita diisi dengan kesimpulan dari isi berita. Pada bagian ekor, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang singkat dan jelas. 

Teras Berita dalam sebuah berita menjadi sangat penting karena akan menggambarkan keseluruhan berita dan menjadi daya tarik agar berita tersebut diminati dan dibaca khalayak umum. Secara sederhana lead berita itu fungsinya sama dengan intro dalam musik, karena pada hakekatnya bagian awal tulisan tak ubahnya sebagai penarik minat untuk membaca berita seutuhnya.

Cara Menulis Teras Berita sebagaimana dikutip dari buku Bahasa Jurnalistik karya Rosihan Anwar (1984) sebagai berikut :
1. Pokok Terpenting
Teras Berita yang menempati alinea pertama harus mencerminkan pokok terpenting suatu berita. Alinea Pertama itu dapat lebih dari satu kalimat akan tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi lima kalimat.
2. RIngkas
Teras Berita jangan mengandung lebih dari 45 kata, Semakin singkat dan jelas teras berita akan jauh lebih baik.
3. Mudah Dimengerti
Teras Berita harus mudah dimengerti, dengan susunan kalimat yang sederhana, dengan mengusung semangat satu gagasan dalam satu kalimat.
4. Pelengkap Di Badan Berita
Hal-hal yang tidak begitu mendesak, hendaknya dimuat dalam badan berita.
5. Utamakan Unsur "Apa"
Teras Berita berkesesuaian dengan naluri pembaca berita yang ingin segera tahu apa yang telah terjadi, unsur "apa" itu berisi kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan kejadian yang telah diberitakan.
6. Mulai dengan unsur "Siapa"
Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur "siapa", karena hal itu selalu menarik perhatian manusia. Apalagi kalau "siapa" itu seorang yang menjadi tokoh di bidang kegiatan dan lapangannya.
7. Unsur Waktu (When) Jarang digunakan di Awal
Teras Berita jarang mempergunakan unsur "bilamana" pada permulaan berita. Sebab unsur waktu seringkali sudah termuat dalam headline berita ataupun bukan merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian.
8. Urutan : Tempat = Waktu
Urutan dalam teras berita sebaiknya unsur tempat dulu, kemudian disusul oleh unsur waktu.
9. Unsur dalam badan berita
Unsur "Bagaimana" dan unsur "Mengapa" diuraikan dalam badan berita.
10. Teras Kutipan
Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan seseroang (quotation lead), asalkan kutipan itu bukan suatu kalimat yang panjang.
Untuk memudahkan dalam menulis maka lead diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
  1. Summary Lead, jenis ini cukup berisi ringkasan singkat tentang inti yang terjadi dalam sebuah kejadian. Lead jenis ini yang biasa dipakai untuk berita singkat seperti straight news ataupun flash newsLead jenis ini menyajikan unsur 5W + 1 H didalamnya secara singkat.
  2. Comprehensive lead, jenis ini menggambarkan secara keseluruhan gambaran dari sebuah kejadian. Lead jenis ini biasa juga disebut roundup leadLead jenis ini menekankan unsur “kapan” dalam pembukaan yang menjadi esensi berita yang diikuti oleh fakta-fakta lainnya.
  3. Accident lead, jenis ini adalah kombinasi dari summary lead dan  comprehensive lead. Yang menjadi ciri khas dari lead jenis ini karena lead ini lebih menekankan pada unsur “siapa” pada penulisannya.
  4. Punch lead, jenis ini dimulai dengan menuliskan fakta terbesar, dan terpenting dalam berita. Jenis ini disebut punch lead karena “guncangan” akan dirasakan pembaca pada baris kalimat dan akan terus membaca berita tersebut.
  5. Crusade lead, jenis ini digunakan untuk mengkampanyekan atau menjelaskan suatu kejadian yang tidak pasti.
  6. Astonisher lead, jenis ini ditunjukan untuk membuat pembaca tercengang sehingga akan timbul rasa penasaran untuk membaca kelanjutan berita tersebut.
  7. Explosive lead, jenis ini adalah jenis lead yang biasa digunakan untuk menulis berita yang mengagetkan para pembaca.
  8. You-and-I lead, jenis ini biasa digunakan untuk berita yang membutuhkan kedekatan antara berita dengan pembaca. Hal ini agar pembaca merasa lebih dekat secara emosional dan menarik untuk membaca berita tersebut.
  9. Suspended-Interest lead, jenis ini menggunakan fakta tambahan diawal dan memindahkan fakta utama di belakang lead.
  10. Question lead, jenis ini menggunakan pertanyaan untuk memulai bertia yang akan disampaikan.
  11. Quote lead, jenis ini menggunakan kutipan dari perkataan narasumber sebagai awalan berita yang akan disampaikan.
  12. Dependent lead, jenis ini digunakan untuk memberi tekanan pada sebab-akibat dari sebuah kejadian. Biasanya lead jenis ini menggunakan kata hubung pada awal kalimat.
  13. Than-and-Now lead, jenis ini biasa digunakan untuk menambah kesan dramatis pada sebuah berita dengan menggambarkan dulu dan sekarang.
  14. Here-and-There lead, Jenis ini biasa digunakan untuk membandingkan satu tempat dengan tempat lainnya.
  15. Epigram lead, jenis ini menggunakan sajak atau ungkapan pendek untuk mengawali lead. Ungkapan tersebut bisa berarti baik ataupun sebaliknya.





Senin, 02 September 2019

Kekayaan Blitar Selatan Habis Dikuras

Kekayaan Blitar Selatan Habis Dikuras
Oleh : Pravendi Januarsa*

CUKUP SUDAH! 

Hentikan Investasi Baru Pertambangan Besar yang Menista Rakyat! Lagipula, siapakah yang bisa mengembalikan lagi kekayaan 
Indonesia yang diambil oleh mijnbedrijven partikelir, yakni perusahaan-perusahaan partikelir, sebagai timah, arang batu dan 
minyak. Siapakah nanti yang bisa mengembalikan lagi kekayaan-kekayaan tambang itu? Musnah-musnahlah kekayaan-kekayaan itu buat 
selama-lamanya bagi pergaulan hidup Indonesia, masuk ke dalam kantong beberapa pemegang andil belaka!
( Soekarno, 
Indonesia Menggugat 1961 )

Itulah sedikit gambaran kekhawatiran Bung Karno sebagai negarawan ketika kekayaan 
tambang kita menjadi satu komoditas bagi perkembangan dunia Global. Pada akhirnya kita sebagai pemilik negri hanya bisa diam ketika kekayaan alam kita tidak sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia tetapi telah membuat kaya Negara-Negara Besar. Seperti apa yang telah terjadi dipenghujung 2004 yang lalu hampir 80% wilayah Blitar Selatan telah kebanjiran, yang diakibatkannya kurangnya daerah resapan air karena hutan telah gundul dan tidak berjalannya Proses Reklamasi Tanah dan Hutan. 

Siapa yang mau bertanggungjawab terhadap kebanjiran itu? Apakah Raja-Raja kecil penguasa pertambangan Blitar Selatan itu yang siap bertanggungjawab ketika beking atau aparat yang melindungi kegiatan pertambangan itu Lari tunggang-langgang? Ataukah justru para beking itu yang telah lari dari tanggungjawab padahal mereka adalah pengemban amanat Rakyat Blitar Selatan pada khususnya dan Masyarakat Kabupaten Blitar pada umumnya? Saya menyatakan keprihatinan dan kemarahan saya terhadap sistem yang telah menistakan dan menghinakan hak sepenuhnya masyarakat Blitar sebagai bagian dari Rakyat Indonesia. Setiap harinya seluruh masyarakat Blitar Selatan baik laki-laki, perempuan, tua dan muda harus mempertaruhkan kesehatan dirinya akibat kegiatan pertambangan tersebut dari sakit mata karena kelilipen debu-debu yang berterb angan, Infeksi saluran pernapasan atas, paru-paru hingga yang paling parah sekalipun. Para aparat yang berwenang di wilayah pertambangan tersebut tak pernah menyampaikan hasil laboratorium dan dampak lingkungan serta dampak sosial ekonomi secara transparan kepada publik apakah 
kegiatan pertambangan tersebut telah layak untuk dilaksanakan dan apakah hasil setiap harinya mampu memberikan tunjangan kesehatan dan tunjangan sosial lainnya bagi masyarakat Blitar. Keprihatinan saya menyatakan bahwa kesan ditutup-tutupi atas semua hal diatas adalah upaya untuk menutupi borok dalam pelaksanaan sistem politik-ekonomi yang berjalan selama puluhan tahun 
yang mendukung kegiatan pertambangan tersebut. Dengan adanya banjir besar di penghujung tahun 2004 yang lalu telah membuktikan di hadapan masyarakat Blitar bahwa kegiatan pertambangan itu telah membawa dampak kehancuran atau destruktif terhadap lingkungan alam sekitarnya.

Adalah satu kenyataan yang ironis bahwa masih terdapat fakta ketimpangan dan kesenjangan sosial-ekonomi yang mengerikan di Kabupaten Blitar khususnya di wilayah Blitar Selatan, berdamping-dampingan dengan kerakusan operasi raksasa industri pertambangan mengeruk kekayaan alam berton-ton dari bumi, menghasilkan milyaran rupiah perharinya, padahal disekitarnya terdapat kemiskinan yang kronis yang selalu mengandalkan proyek bantuan gardu taskin dari pemerintah propinsi. Sebut pula beberapa wilayah tambang, misal Ball Clay yang digunakan sebagai bahan industri keramik halus dan porselen. Di desa ngeni, desa pasiraman, desa bakung, desa wates dan banyak wilayah lagi tersebut sebagai wilayah Ball Clay yang berkualitas terbaik se-Jawa Timur ternyata di wilayah sekitarnya pun masih tampak kemiskinan yang kronis. 

Sebut Lagi misal Gamping atau batu kapur halus yang berada di wilayah perbukitan Blitar Selatan yang melintasi 3 Kecamatan yaitu Binangun, Wonotirto dan Bakung yang disebut juga memiliki kandungan Gamping terbesar di Jawa Timur ( 1.286.000 meter Kubik olahan data dinas pertanian dan pertambangan Propinsi Jawa Timur tahun 1996 ) ternyata juga menyisakan kemiskinan dan ketidaksejahteraan bagi masyarakat sekitarnya. Belum lagi hasil Pertambangan Lainnya seperti Kaolin, Andesit, Marmer dan Granit, yang mana belum sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat Blitar Selatan pada khususnya dan Masyarakat Blitar pada umumnya.

Ditambah dampak lingkungan yang timbul akibat proses Industri Pertambangan itu, walaupun belum ada lembaga ataupun laboratorium yang menghasilkan sebuah fakta dari dampak lingkungan tersebut, akan tetapi hampir setiap harinya di 3 kecamatan ( Binangun, Wonotirto & Bakung ) ditemui masyarakat yang sakit sesak napas, Infeksi Saluran Pernapasan Atas, radang paru-paru dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan pernapasan, belum lagi fakta bencana alam berupa banjir yang terjadi secara periodik sepuluh tahunan menerjang Wilayah Blitar Selatan. Selain merupakan gejala yang universal diatas, di tengah rendahnya Sumber Daya Manusia Masyarakat Blitar Selatan berpotensi kuat terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia yaitu adanya pemaksaan pada proses alih fungsi lahan menjadi areal pertambangan, dan hilangnya hak atas Lingkungan Hidup yang sehat bagi masyarakat Blitar Selatan.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia, pemiskinan Rakyat dan Penghancuran Lingkungan Hidup di sekitar wilayah Pertambangan Blitar Selatan yang didominasi oleh Raja-Raja kecil Blitar yang berkonsesi politik dengan Aparat Birokrasi, sesungguhnya menegaskan masih bertahannya karakter model penguasaan sektor pertambangan pada masa penjajahan ataupun pola rezim orde baru hanya berbeda aktor pelaksana lapangannya saja. Bagi pelaku dunia usaha umumnya yang terjadi bahwa Blitar Selatan sebagai pemasok Bahan Baku Potensial hanya akan mendapatkan 25-30% dari total keuntungan dari Keuntungan Penjualan Barang Jadi. Hasil tersebut masih terbagi lagi oleh beberapa orang yaitu Penguasa Wilayah Tambang atau Raja-Raja kecil tadi dan terbagi sebagai dana jaminan keamanan Pertambangan oleh Aparat Birokrasi maupun Aparat Keamanan. Padahal seharusnya dalam logika Industri Bahan Baku menjadi Barang Setengah Jadi dan Barang Jadi, seharusnya Bahan Baku mendapatkan harga pengembalian sebesar 60-70% dari keuntungan Barang Setengah Jadi. Dan seharusnya Dana sisanya bukan sekedar menjadi dana jaminan keamanan Aparat Birokrasi dan Aparat Keamanan tapi sepenuhnya untuk kesejahteraan sosial masyarakat Blitar Selatan. Pengambilalihan Nilai Lebih inilah yang merupakan logika Kapitalisme Global Saat ini. Mengingat rendahnya Sumber Daya Manusia Indonesia yang menganggap bahwa keuntungan itu adalah lebih baik daripada tidak untung sama sekali. Yang perlu diingat bahwa atas tindakan kita hari ini yaitu mengeruk kekayaan alam kita maka tidak akan tersisa kekayaan bahan tambang tersebut untuk anak-cucu kita. 

Dan apakah keuntungan itu sudah mampu memberikan keuntungan sosial sepenuhnya bagi kita Rakyat Indonesia yaitu permasalahan Jaminan Kesehatan dan Pelayanan Sosial lainnya termasuk Pendidikan.Oleh Karena itu perlu adanya penghentian sementara dari Proses Industri Pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Blitar sebagai Aparat Birokrasi Lokal. Meneliti kembali dampak lingkungan yang ada serta jaminan proses Reklamasi Lahan Pasca Tambang. Melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam rangka memberikan gambaran dampak sosial ekonomi yang didapat dari proses pertambangan itu. Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan peninjauan ulang khususnya pendapatan dari Hasil Pertambangan yang mana menurut Rencana Strategis Kabupaten Blitar Tahun 2001 sektor pertambangan hanya menghasilkan pendapatan 11,48 Miliar Rupiah Pertahun yang didapat dari Retribusi Perbaikan Jalan dan Perijinan Pertambangan, menunjukkan ketidakseriusan pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan Pertambangan dan Hasil-hasilnya. Selain itu yang harus dilaksanakan juga adalah Hasil Pendapatan Pertambangan dengan perimbangan 40% untuk kembali kepada masyarakat Blitar Selatan berupa Jaminan Kesehatan, Dana Sosial Kemasyarakatan, Anggaran Pendidikan dan Lain-lain, sedangkan 60% hasilnya adalah sepenuhnya diserahkan untuk kemajuan Kabupaten Blitar pada Umumnya. 

Pengharapan akan sebuah kesejahteraan Bagi Masyarakat Blitar Selatan adalah satu impian selama sekian puluh tahun lamanya. Selain itu terdesaknya mereka oleh kondisi Labelisasi atau Stigma Politik masa lalu yang menyebabkan kehidupan mereka semakin menderita. 
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia secara umum harusnya mereka adalah menjadi tanggungjawab dari Pihak Eksekutif dan 
Legislatif.

Globalize Hopes, Globalize Struggle !!!
(Satukan Harapan, Satukan Perlawanan)

*Pravendi  Januarsa Aktif dalam kegiatan Pengamatan Sosial Kemasyarakatan Wilayah Mataraman Jawa Timur. 
Hubungi avenjatim@gmail.com
jika ingin berdiskusi dengan penulis.

Tulisan ini dimuat 
15 Desember 2006 oleh  :
http://pustakalewi.com/?mod=berita&id=4915 

Kamis, 07 Maret 2019

Nyepi hari terbaikku selain Idul Fitri

Nyepi hari terbaikku selain Idul Fitri


Sudah hampir 13 tahun aku menikah dg istri yang asli desa krisik kec gandusari kab blitar. mungkin baru tahun ini kami gak bisa pulang saat lebaran nyepi karena kedua anak sedang serius seriusnya bersekolah. sebelum ini kami selalu pulang kampung. 

oiya kami berdua dan sekeluarga istri dari keluarga muslim. Tapi Nyepi adalah hari terbaik di desa "Bali" nya tanah Jawa yang bernama desa krisik. Berdasar catatan 2009, ada sekitar 3 ribuan umat hindu dari 7 ribuan warga krisik yang mayoritas muslim. 

Ada Pura Agung Arga Sonya, sebuah pura agung yang besar konon bisa menampung sekitar seribuan umat jika saat Hari Raya Nyepi ini. Di desa kami sudah lama keberagaman dan kebhineka tunggal ika an ini berlangsung. Dan semuanya tetap saling hormat menghormati. Jika lebaran fitri, sudah tradisi bahwa yang menjaga sepeda motor umat islam yang sedang sholat ied adalah para muda mudi umat Hindu, begitu pula sebaliknya jika Umat Hindu merayakan Nyepi, pagi di Pura sudah berjaga banyak umat muslim yang membantu kelancaran prosesi lebaran nyepi ini. 

Bahkan 4 th belakangan ini di desa kami sedang demam ogoh ogoh, ogoh ogoh ini dibuat hampir satu bulan sebelum nyepi sudah biasa yang bergantian membuat ya muda mudi muslim dan muda mudi hindu. Dan seperti halnya saat lebaran fitri, kenduri unggahan, maka umat Hindu pun melakukan kenduri sebelum lebaran nyepi yang batas waktunya antara lebaran melasthi dan satu jam sebelum catur brata penyepian dilakukan. 

Dalam kenduren itu makna umat Islam dan umat Hindu sama yakni ungkapan terimakasih atas rejeki dan berkah yang diberikan Tuhan selama satu tahun belakangan ini.
Yang terbaik adalah saat silaturahmi atau unjung unjung, jika di lebaran fitri yang berkewajiban unjung unjung adalah umat Hindu, dan saat lebaran nyepi seperti hari ini jika prosesi di Pura selesai sekitar jam 9an pagi maka umat Islam yang wajib bersilaturahmi ke umat hindu yang rumahnya biasa ditandai dengan penjor bambu, tanda beliau umat hindu dan sedang merayakan lebaran. Hari Terbaik bagi kami karena ini adalah kesempatan terbaik bagi kedua anak kecil kamu mengenal kebhinekaan tunggal ika yang merupakan tadisi bangsa dan negeri ini secara turun temurun. Tak perlu kami banyak bercerita tentang Gusti Allah SWT dan Sang Hyang Widhi Wasa kepada anak kami, karena mereka melihat dan merasakannya sendiri. Ya kami hidup di desa "bali" tanah jawa. Desa Krisik Kec Gandusari Kab Blitar. 

Semoga Gusti Allah SWT dan Sang Hyang Widhi Wasa memelihara keberagaman kami dan silaturahmi kami ini.
Om Shanti Shanti Shanti Om


Selasa, 08 Januari 2019

Suhu Politik Memanas, Masyarakat Harus Cerdas

Suhu Politik Memanas, Masyarakat harus Cerdas

Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, suhu politik dan sosial di Indonesia cenderung memanas karena perbedaan politik. Semakin gencarnya berita berbasis informasi palsu atau hoax menbangun kondisi dan situasi politik semakin panas.

Sekjen Lembaga Soekarno House Indonesia, Aven Januar mengajak kepada seluruh masyarakat untuk cerdas dalam menyaring segala informasi yang diterima. Serta cerdas dalam menyikapi segala informasi baik yang hoax maupun yang tidak hoax dalam kerangka menjaga semangat persatuan dan kesatuan dibalik perbedaan politik yang ada.

"Perbedaan politik, harus disikapi dengan cerdas, supaya tidak terjebak dalam situasi saling memanasi, saling menghujat dan saling mengolok-olok," jelas Aven Januar dalam Diskusi Internal Lembaga Soekarno House di Surabaya, kemarin (07/01/2019).

Pada diskusi tersebut, Aven mengingatkan agar rakyat Indonesia menghilangkan rasa kebencian antar sesama dengan menanamkan semangat kekeluargaan, semangat menjunjung tinggi penghormatan terhadap keberagaman. Serta menjaga semangat persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI.

Menurutnya, perbedaan politik hal yang wajar, namun menjaga kerukunan dan kekeluargaan antar sesama adalah amanat para penderi negeri ini.

"Bung Karno, telah menyerukan perbedaan dan keberagaman Bangsa Indonesia adalah Rahmat Allah SWT yang harus disyukuri, tapi Tuhan tidak menginginkan adanya perpecahan karena perbedaan tersebut," papar mantan Ketua Dep Pemuda DPD PDI Perjuangan Jawa Timur 2010-2015 ini.

Situasi saling memanasi ini, lanjut Aven akan terus berlangsung sampai hari H pemilihan, maka itu seluruh elemen masyarakat harus mampu menjaga kecerdasannya dalam menyikapi.

"Anggaplah Pilpres dan Pileg sebagai ajang pembelajaran demokrasi, yang semakin memperkuat kecerdasan kita dan bukan justru terjerembab dalam kebodohan," pungkas Aven
(*)

Sumber Berita :

https://hai.radarmalang.id/suhu-politik-memanas-masyarakat-harus-cerdas/