create your own banner at mybannermaker.com!

Sabtu, 02 Juli 2016

The Match will Never Ends / Pertandingan tiada akhir


The Match will Never Ends
/ Pertandingan tiada akhir

Analisa Laga Jerman versus Italia
'Big Match' Perempatfinal Euro 2016
2 Juli 2016

oleh Aven Januar

Pertandingan yang sarat emosi antara Jerman versus Italia pada laga perempatfinal euro 2016, Sabtu 2 Juli 2016 semalam, harus berakhir dengan kemenangan Jerman 1-1 ( 6-5.pk). Pertandingan berjalan sesuai dengan ekspetasi tinggi dari pengamat dan pecinta bola diseluruh kolong jagat ini. Permainan penuh determinasi tinggi, skill mumpuni antar kedua tim serta laga sarat emosional.

Italia 'Superb Defense Tactics'

Italia, tim yang sedikit lebih diunggulkan, menunjukkan sebagai tim dengan pertahanan terbaik di euro 2016 ini. Banyak pengamat bola memberikan skor 8,5 untuk pertahanan Italia semalam. Dibawah mistar, berdiri sosok tinggi besar yang sarat pengalaman, Gianluigi Buffon, semalam sedang dalam performa terbaiknya. Setidaknya ada 5 peluang emas Jerman yang berhasil digagalkan oleh reflek cepat Buffon dalam mengantisipasi derasnya laju bola. 

Di depan Buffon, ada trio bek Juventus, Barzagli, Chielini dan Bonucci, telah berhasil menjadi tembok pertahanan yang kuat layaknya 'The Great Wall' China. Trio ini berkomunikasi dengan baik dalam menahan laju serangan tim panser, baik komunikasi pergerakan antar ruang hingga siapa mengantisipasi siapa. Duet Striker Jerman, Mario Gomez dan Thomas Muller seakan kehabisan akal dan tak diberi kesempatan untuk menciptakan gol. Bahkan Loew, setidaknya mengubah 4 sampai 5 kali perubahan posisi antar pemain lini depan. Gomez dari kiri ke kanan, Muller ditarik sedikit ke belakang, mendorong sayap kanan dan kiri untuk kearah tiang jauh hingga yang terakhir mendorong duet gelandang ozil dan kimmich ke depan.

Jerman 'Superb Midfield Tactics'

Sejak menit awal, Loew telah memberikan kejutan dengan perubahan formasi, dari formasi klasik penyerangan 4-2-3-1 menjadi 3-4-1-2, memberikan gambaran bagi para pengamat, bahwa loew tidak mau melepas bola di lapangan tengah. Terbukti, semalam Jerman dilapangan tengah berhasil memainkan ball position jauh lebih baik daripada pencipta tiki taka ball position, Spanyol. Midfield Jerman, Bermain 'touching ball' atau satu dua sentuhan di bola, ternyata bisa mereduksi determinasi pemain cepat Italia, Giacherrini maupun Florenzi. Salah satu kunci kemenangan penyerangan Jerman, walaupun lini depan gagal mencetak gol, tapi pemain tengah Jerman semalam layak diberi skor 9. Perubahan dari pola bertahan 3-4-1-2 berubah menjadi 4-3-3 saat menyerang dengan cepat membuat barisan tengah Italia seakan kedodoran dan kebingungan, menahbiskan Loew sebagai Best Tactician di perhelatan akbar tahun ini.

Jerman 'The Champs'

Jauh sebelum pelaksanaan Euro 2016, banyak pengamat yang memprediksi kalopun Jerman diberi kesempatan untuk menjadi kampiun di perhelatan kali ini adalah karena Jerman memiliki mental juara yang kuat. Memasuki perpanjangan waktu, pemain muda Italia bermain penuh emosional, setiap pergerakan cepat pemain Jerman dihadang dengan tackling keras dan cepat. Secara umum, permainan keras Italia bisa mereduksi kecepatan serangan Jerman termasuk diantaranya adalah penguasaan bola Jerman di lini tengah. Bahkan dalam fase perpanjang waktu, Italia berhasil mencuri 3 kali peluang serangan balik dari tengah ke depan, membuat jantung pendukung Jerman bergetar hebat. Tapi sekali lagi, - Jerman is the champ ! Jerman is the Winner ! - seperti yang diteriakkan loew jelang perpanjangan waktu dimulai. 


Pemain muda Jerman tidak terpancing membalas perlakuan kasar dan keras Italia. Bahkan Beberapa pemain senior yang di lapangan pun seperti sang kapten Schewini, Gomez dan Oezil berhasil memberikan contoh juga untuk tidak membalas perlakuan kasar dan keras Italia. Seandainya semalam pertandingan dimenangkan oleh Italia, maka pada babak semifinal, Italia tidak akan diperkuat beberapa pemain kuncinya seperti Sciglio dan Pelle dikarenakan akumulasi kartu kuning.


Memasuki fase adu penalti, yang mana sejak penendang pertama hingga ke tujuh Jerman tak sekalipun berhasil memimpin skor pertandingan, paling hebat Jerman hanya mampu menyamakan kedudukan, tapi petaka Italia berakhir di penendang kedelapan dan kesembilan. Performa Manuel Neuer pun tak bisa dipandang sebelah mata di babak tos tosan tersebut. Dianggap jauh lebih junior daripada Buffon, tapi penampilannya semalam, Neuer berhasil menahbiskannya sebagai pemain terbaik dalam  partai Big Match tersebut. Tapi inilah Jerman sang raja Turnamen dan tim yang selalu memiliki mental juara.

Sekali lagi selamat untuk Jerman !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar