create your own banner at mybannermaker.com!

Jumat, 15 Juli 2016

The King Of Europe / Raja Eropa

The King Of Europe / Raja Eropa

Analisa Laga Perancis versus Portugal "The King of King" Final Euro 2016
11 Juli 2016

oleh Aven Januar

Pertandingan Terbaik ! Demikian headline koran pagi ini. Para penggemar sepakbola sejagat yang hampir sebulan ini menikmati berbagai kejutan yang lahir dari tiap babak pertandingan Euro. Mempercayai bahwa partai final euro 2016 sebagai pertandingan terbaik diantara keseluruhan pertandingan yang ada di euro 2016 ini.

"The King of King Match"
Pertandingan secara umum mengaburkan pandangan banyak pengamat sepakbola yang mengganggap bahwa partai final hanya milik Perancis. Begitu impresifnya penampilan Perancis pada babak sebelumnya dan ketergantungan yang tinggi Portugal pada sosok Cristiano Ronaldo menjadi latar belakang analisa para pengamat tersebut.
Tetapi Portugal ternyata membalikkan prediksi banyak pengamat, si banteng merah ini mampu bermain lepas, mampu menahan serangan cepat ala Perancis dengan baik, serta mampu juga melakukan serangan balik dengan cepat dan cermat. Kesemuanya dilakukan dengan pergerakan antar lini yang baik.

Perancis 'Superb Attack Tactics'

Perancis, yang sebelum pertandingan jauh lebih diunggulkan dalam partai final kali ini. Sejak formasi awal diumumkan 45 menit sebelum pertandingan, terlihat Perancis telah menyiapkan gelombang serangan bertubi-tubi di setiap sudut pertahanan Portugal. Giroud yang dipasang sebagai penyerang tunggal ditopang 3 gelandang serang yang haus gol, Griezmann, Pogba dan Sissoko. Dari keempat pemain itulah aliran penyerangan Perancis tercipta, pola serangan yang dinamis dan terencana baik dari kiri kanan maupun tengah. Berdasar catatan akhir gelaran Euro 2016, melalui keempat penyerangnya ini Perancis menjadi tim tersubur diantara kontestan euro lainnya,  dengan 13 gol yang berhasil dicetak. Alhasil saat partai final, penyerang Perancis pun berhasil menciptakan 8 peluang krusial yang berpeluang tercetaknya gol. Serta 7 peluang yang melenceng dari tiang gawang. Seandainya, Rui Patricio - Kiper Portugal tidak bermain cemerlang malam final lalu, maka penyerang-penyerang Perancis bisa melesakkan setidaknya lebih dari 3 gol ke gawang Portugal. Sehingga banyak pengamat bola yang memberikan angka 9 untuk taktik penyerangan Perancis.

Portugal 'Superb Defense Tactics'

Selain Italia dengan sistem pertahanan gerendelnya, ternyata malam final euro 2016, Portugal menyajikan sebuah sistem pertahanan zona marking yang lebih ketat dan terencana dibanding kontestan euro lainnya. Dibawah mistar berdiri sosok Rui Patricio,  pemain Sporting Lisbon ini bermain cemerlang dan layak merebut gelar pemain terbaik pada partai final euro 2016. Rui Patricio berhasil melakukan 7 kali penyelamatan krusial, dimulai dari sundulan kepala Griezmann hingga tendangan keras sissoko di sudut tiang jauh. Kiper dengan tinggi 183 cm ini berhasil menghalau setiap tendangan yang mengarah ke gawang. Walaupun masih seumur jagung sebagai kiper timnas Portugal ini, tetapi Rui mampu menunjukkan kualitasnya sebagai kiper terbaik euro tahun ini, mengalahkan beberapa nama senior seperti Buffon, Neuer dan Hugo Lloris.

Didepan Rui, ada Pepe, Fonte, Gueirerro, dan Cedric Soares. Keempat bek itu ditopang oleh si 'tukang angkut air' Joao Mario. Khusus Joao Mario ini, penulis mencatat setidaknya ada 8 kali dari 16 kali upaya merebut bola yang dilakukannya. Dan itu menorehkan tinta emas sebagai pemain 'tukang angkut air' terbaik di euro 2016 ini. Joao Mario menjelajah setiap sudut dari sisi tengah Perancis.

Portugal "Its Miracle"

Portugal layak disebut sebagai tim yang penuh kejutan, 'Its Miracle'. Perjalanan Portugal melaju ke babak Final ini bisa dibilang cukup unik dan penuh dengan kejutan. Karena Ronaldo dkk tak pernah meraih kemenangan di waktu normal sebelum laga semifinal mengalahkan Wales dengan skor 2-0. Portugal yang datang sebagai tim yang kurang diunggulkan, terlihat tampil kurang greget di fase penyisihan. Mereka hanya bisa meraih tiga pertandingan dengan hasil imbang. Untungnya Portugal bisa lolos ke babak 16 besar dengan predikat peringkat 3 terbaik. Dari babak 16 besar Portugal berhasil menyingkirkan Kroasia dengan skor 0-1 di babak perpanjangan waktu. Masuk ke babak 8 besar lagi-lagi keberuntungan nampak menaungi Portugal. Bermain imbang 0-0 hingga babak perpanjangan waktu, Portugal berhasil mengalahkan Polandia di Drama adu pinalti.

Pada partai final euro 2016 pun, langkah kejutan Portugal belum berhenti. Sosok Cristiano Ronaldo atau CR7 yang diharap mampu menjadi penggedor lini depan Portugal. Sejak menit ke 15 CR7 yang diganjal dengan keras oleh Giroud tak mampu bermain normal. Sampai di menit ke 25 pun, santos terpaksa menarik CR7 keluar dan diganti oleh Ricardo Quaresma. Publik bola pun memprediksi dengan ditarik keluarnya 'keajaiban' Portugal, CR7 , dipastikan Portugal akan bermain super defensif. Tapi pada fakta lapangannya berbeda, meskipun masih tampak kecenderungan bertahan, tapi Portugal mampu memberikan serangan balik dengan cepat dan cermat. Setiap lini mampu bermain dengan determinasi tinggi. Nani, menjadi sosok sentral lini depan usai CR7 keluar, mampu memberi kejutan dengan beberapa peluang emasnya. Bahkan dengan masuknya Eder di menit ke 79, tingkat serangan Portugal semakin meninggi. Hingga 'Its Miracle' Portugal datang di menit 109, diawali pergerakan Joao Moutinho disisi tengah dalam pertahanan Perancis memberikan bola matang pada Eder. Diperkirakan  eder akan memberikan umpan disudut tiang jauh pada Nani yang telah lepas dari pengawalan. Tapi prediksi itu meleset, Eder justru memberikan sepakan keras di sudut kanan kiper, sehingga lloris pun sempat terkejut dan gagal menahan laju deras bola. Gol.

Selamat kepada Portugal yang menjadi Jawara di gelaran 'king of the europe 2016'
Selamat kepada Perancis yang juga telah berhasil menjadi tuan rumah yang baik hingga berakhir dan sukses tanpa adanya gangguan keamanan yang berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar