create your own banner at mybannermaker.com!

Sabtu, 28 Desember 2019

BERGERAK DI MADIUN

BERGERAK DI MADIUN
Oleh Aven Januar



Dari sekitar 120 an kota yang pernah kulewati, aku tak pernah melupakan madiun. Banyak sebutan Kota Madiun seperti Kota Pecel karena Nasi Pecel Madiun Sangat terkenal, Madiun Kota Sepur karena Industri Sepur - Kereta Api terbesar di tanah air ini ada di Madiun, Madiun Kota brem karena panganan khas yang terkenal Dari Madiun adalah Brem. Tapi Aku selalu menyebut Kota Madiun -  manusia didikan semaun (madiun).
Madiun kota yang biasa saja, tidak terlalu besar tapi tidak bisa juga dikatakan kecil. Jika siang hari semuanya seakan normal, kegiatan berpusat di pasar sleko dan pasar besar yang memang lokasinya dijantung kota. Serta beberapa pusat keramaian di seputaran Terminal Baru dan seputaran Industri Kereta Api.

Tapi jika saat malam, saat penjual nasi jotos mulai menjajakan dagangannya. Anganku terlintas dikegelapan sejarah republik 1948. Bagaimana malam dilewati selintas beberapa orang yang bergerak dari rumah ke rumah, untuk bercerita dan berdiskusi dengan serius tentang sebuah cita. Tentang sebuah mimpi yang menggantung berjuta harapan. Sosok kurus dengan kondisi hampir tak terurus menelusuri dan memimpin langsung jalannya pergerakan tengah malam itu. Dia sebenarnya seorang bangsawan dari tanah sumatera, tapi dirinya sepenuhnya diabdikan untuk rakyat jelata. Mimpinya tentang negeri ini begitu hebat, mimpinya tentang rakyat indonesia di masa depan begitu luar biasa. Ya itulah Tan Malaka. Banyak muridnya yang mendapat ilmu darinya dan langsung menerapkan dengan membawa keyakinan, indonesia harus bergerak kedepan.

                           Tan Malaka

Ada juga teman dekat Tan Malaka, yang mungkin jauh lebih tak terurus lagi kondisinya. Dia jawa asli, begitu polos, begitu penyayang terhadap orang lain, tapi dibalik sorot matanya menyimpan berjuta ketegasan. Ketegasan itulah yang menimbulkan banyak kesan di bathin yang mendalam bagi warga madiun, siapa lagi kalo bukan semaun. Melalui semaun lah, pergerakan malam itu semakin berarti. Berjalan dari sel ke sel, tanpa merusak inti sel sebenarnya. Dari kelompok kelompok kecil menjadi sebuah kekuatan yang besar. Dari mimpi yang sederhana menjadi mimpi sempurna yang harus diwujudnyatakan.

                                  Semaun


Tapi semaun patah oleh kekuatan yang jauh lebih besar darinya. Kekuatan yang suatu ketika jauh setelah itu Soekarno menyebutnya sebagai neokolim yang keblinger. Dan jauh kedepan melahirkan kelompok yang menopang penguasa yang selama 32 tahun lamanya merusak negeri ini.

Aku dan malam di Madiun saat ini menyimpan berjuta rasa. Berjuta ingatan sejarah yang sulit dilupakan oleh dunia dan republik ini. Madiun telah meninggalkan sejarah. Ya Kunikmati kopi malam ku ini di MADIUN. Dan Aku akan selalu ingat , Aku telah BERGERAK DI MADIUN.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar